Vektor secara Geometris dinyatakan sebagai segmen-segmen garis yang berarah atau anak panah, yang mana arah panah ini menentukan arah vektor dan panjang panah menentukan vektor. Besaran yang dimiliki vektor merupakan besaran fisika yang memiliki besar dan arah.
Ekor panah dinamakan Titik Permulaan (Initial Point) dari vektor dan ujung panah dinamakan Titik Terminal (terminal point). Penamaan vektor menggunakan huruf kecil tebal, seperti a, k, v, w atau x. Didalam vektor, penyebutan bilangan sebagai skalar, yang mana semua bilangan ini adalah himpunan bilangan riil yang dituliskan dalam huruf kecil, contoh a, k, v, w atau x.
Simbol Vektor :
Dalam kondisi tertentu, dua vektor dikatakan sama jika dan hanya jika dua vektor tersebut memiliki besar dan arah yang sama
Jenis-Jenis Vektor
Ekor panah dinamakan Titik Permulaan (Initial Point) dari vektor dan ujung panah dinamakan Titik Terminal (terminal point). Penamaan vektor menggunakan huruf kecil tebal, seperti a, k, v, w atau x. Didalam vektor, penyebutan bilangan sebagai skalar, yang mana semua bilangan ini adalah himpunan bilangan riil yang dituliskan dalam huruf kecil, contoh a, k, v, w atau x.
Simbol Vektor :
Dalam kondisi tertentu, dua vektor dikatakan sama jika dan hanya jika dua vektor tersebut memiliki besar dan arah yang sama
Jenis-Jenis Vektor
- Vektor posisi AB terjadi jika titik A tetap
- Vektor Garis adalah vektor yang bisa digeser sepanjang garis kerjanya mosal gaya-gaya mekanik yang bekerja pada suatu benda
- Vektor bebas tidak dibatasi oleh apapun. Vektor ini terdefinisikan sepenuhnya oleh besar dan arahnya, dan dapat digambarkan sebagai sekumpulan garis yang sejajar dan sama panjang
Sebuah vektor dapat dikalikan dengan skalar yang akan menghasilkan vektor juga, dengan :
Penjumlahan Vektor
Hasil jumlah dua buah vektor, AB dan BC didefinisikan sebagai sebuah vektor resultan AC atau vektor yang setara dengan AC. Sehingga untuk memperoleh nilai dari dua vektor a dan b, vektor tersebut digambarkan secara berantai dimana keduanya dimulai dari ujung yang pertama, dengan hasil penjumlahan c.
Misalnya diketahui vektor AB, BC, CD, De dan EF, tentukan jumlah vektor AB+BC+CD+DE+EF.
Dari persoalan diatas, dapat diketahui vektor-vektor tersebut sudah tersusun berantai, yang mana masing-masing vektor berpangkal di ujung vektor sebelumnya sehingga jumlah vektor langsung diberikan oleh vektor yang menghubungkan pangkal vektor pertama dengan ujung vektor terakhir yakni AF
Besar, Jumlahan dan Selisih Vektor
Hasil jumlah dua buah vektor, AB dan BC didefinisikan sebagai sebuah vektor resultan AC atau vektor yang setara dengan AC. Sehingga untuk memperoleh nilai dari dua vektor a dan b, vektor tersebut digambarkan secara berantai dimana keduanya dimulai dari ujung yang pertama, dengan hasil penjumlahan c.
Misalnya diketahui vektor AB, BC, CD, De dan EF, tentukan jumlah vektor AB+BC+CD+DE+EF.
Dari persoalan diatas, dapat diketahui vektor-vektor tersebut sudah tersusun berantai, yang mana masing-masing vektor berpangkal di ujung vektor sebelumnya sehingga jumlah vektor langsung diberikan oleh vektor yang menghubungkan pangkal vektor pertama dengan ujung vektor terakhir yakni AF
Besar, Jumlahan dan Selisih Vektor
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Vektor_(spasial)
http://ictcenter-purwodadi.net/pustakamaya/files/disk1/2/ict-100-1001--lbudihando-80-12-pertemua-r.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar